Breaking News

Pria Itu Pelindung, Bukan Perundung

Spread the love

Oleh. Ranita

Muslimahtimes.com–“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” Inilah penggalan QS. At-Tahrim: 6, salah satu ayat yang sangat populer di kalangan parenting enthusiast. Meski secara umum ayat ini menyeru orang-orang yang beriman, namun secara khusus ayat ini menyeru para ayah yang memiliki peran sebagai qawwam (pemimpin) dalam keluarga.

Sebagian kalangan seringkali salah paham tentang konsep kepemimpinan dalam keluarga ala Islam ini. Mereka mengira kepemimpan ayah ala Islam sama dengan kepemimpinan pria dalam budaya patriarki. Fatalnya, kesalahpahaman ini melahirkan feminisme di sebagian kalangan perempuan karena merasa menjadi korban, dan melahirkan arogansi disertai kediktatoran di sebagian kalangan pria.

Padahal, Rasulullah saw telah berpesan kepada kaum pria tentang urusan kaum perempuan. Dari Jabir, Rasulullah saw pernah bersabda saat haji Wada’, “Bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan kaum perempuan, karena sesungguhnya kalian telah mengambil mereka dengan amanah dari Allah…” (HR. Muslim). Dalam riwayat yang lain, Rasulullah juga pernah menyampaikan, “Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik kepada keluarga (istri)-nya. Dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian terhadap keluarga (istri)-ku.” (HR. Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari jalur ‘Aisyah ra)

Panduan Islam kepada para suami menunjukkan bahwa para suami harus mempergauli istrinya dengan baik. Ini jelas bertentangan dengan realitas suami masa kini. Bukanya usai, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa perempuan senantiasa bertebaran. Ini membuktikan lalainya para suami dari syariat terkait kepemimpinan dalam keluarga.

Kelalaian ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, sejak sekularisme (pemisahan agama dalam kehidupan) berlangsung secara merata di dunia pada 1924, masyarakat tidak lagi menjadikan Islam sebagai panduan dalam berpikir dan bertingkah laku. Islam hanya sekedar spiritualitas, bukan pengatur kehidupan. Akhirnya meski menikah dengan akad Islam dan mahar seperangkat alat salat, nyatanya Islam tidak menjadi napas dalam kehidupan rumah tangga.

Pemimpin Adalah Raa’iin

Tak hanya konsep kenegaraan, dalam konsep kerumahtanggaan, Islam menempatkan para pria sebagai qowwam atau pemimpin. Pemimpin di sini bermakna raa’iin atau pengurus dan penanggungjawab.  Para suami bertanggungjawab untuk mengatur dan memelihara urusan rumah tangganya.

Terlebih di dalam Islam, hubungan suami istri dalam rumah tangga adalah layaknya sahabat, bukan mitra maupun atasan-bawahan. Agar persahabatan ini menjadi aman dan tentram, syariat telah memberikan panduan tentang hak istri atas suaminya, dan hak suami atas istrinya.

Panduan Islam ini mustahil terlaksana secara ideal jika Islam hanya diamalkan sebatas aspek spiritualnya. Mustahil kasus KDRT akan terhenti jika rumah tangga, sistem sosial, dan sistem ekonomi yang erat kaitannya dengan masalah rumah tangga, tidak diatur oleh Islam. Maka, satu-satunya cara logis untuk mengembalikan fungsi pria sebagai pelindung adalah mengembalikan Islam pada fungsi idealnya sebagai pengatur seluruh aspek kehidupan.