Breaking News

MENGOKOHKAN NIAT MENJEMPUT JALAN HIJRAH

Spread the love

Oleh.Hana Annisa Afriliani, S.S
(Penulis Buku dan Aktivis Dakwah)

 

MuslimahTimes.com– Kata hijrah tentu sudah tak asing lagi di kalangan kaum Muslimin. Maknanya adalah berpindah dari kondisi jahiliyah menuju taat kepada Allah Swt. Hijrah biasanya ditandai dengan meninggalkannya seseorang dari hal-hal yang tidak Allah ridai, seperti pacaran, mengumbar aurat, bahkan riba. Fenomena hijrah ini memang sedang menjadi trend di kalangan kaum Muslimin bahkan di kalangan para selebriti. Tentu hal tersebut patut disyukuri, artinya mereka telah kembali pada fitrah penciptaannya, yakni taat kepada Rabbnya.

Namun demikian, ternyata masih banyak muslimah di luaran sana yang takut untuk melangkah di jalan hijrah. Berbagai bayangan negatif bergentayangan dalam benak jika jalan hijrah menjadi pilihan. Entah takut kehilangan teman-teman, tidak mampu istiqomah, kehilangan pekerjaan, tak dapat jodoh, dll. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang memilih tetap kondisi jahiliyah demi meredam gejolak ketakutan di dada mereka. Cari aman.

Padahal yang harus dipahami adalah hijrah merupakan jalan menuju rida Allah. Tentu saja akan banyak ujian dalam prosesnya. Termasuk munculnya berbagai ketakutan tersebut. Namun, semestinya ketakutan tersebut tak boleh menyurutkan langkah kita. Justru kita harus melawannya dan memancangkan niat lillahita’alaa. Yakinkan diri bahwa ketika kita berhijrah di jalan Allah, maka Allah akan menolong kita.

Allah Swt berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS.Muhammad:7)

Sesungguhnya semua ketakutan yang muncul tatkala terbetik niat hijrah di dada kita adalah bisikan syeitan yang harus kita lawan. Tidak ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda kebaikan. Sebab jika sekali saja kita menunda, bisa jadi kita malah akan terlena dalam kemaksiatan. Naudzubillahi min dzalik…!

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Bagi seorang Muslimah, semestinya hanyalah rida Allah saja yang dicari, bukan rida manusia. Sebab sejatinya hanya Allah yang mampu menolong kita di dunia maupun di akhirat. Jika karena hijrah, kita kehilangan teman. Berarti mereka bukanlah teman-teman terbaik untuk kita. Yakinlah Allah akan menggantikan dengan teman-teman baru yang akan seiring sejalan dengan kita dalam kebaikan. Bukan teman-teman yang justru akan menjerumuskan kita ke dalam neraka.

Kuncinya adalah berpikir positif lah terhadap Allah. Sesungguhnya Allah sesuai prasangka hambanya. Tidak perlu kita memikirkan segala hal yang sebetulnya belum tentu terjadi. Agar kita tidak terjebak pada dugaan-dugaan yang belum pasti adanya. Begitupun soal pekerjaan dan jodoh, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya jodoh dan rezeki sudah diatur oleh Allah.

Perkataan Ibnul Qayyim berikut ini layak kita renungkan,
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Oleh karena itu, marilah kita bulatkan tekad kita untuk berhijrah di jalan Allah. Bersegeralah menjemput ridaNya selama kesempatan masih terbentang di hadapan kita. Jika ajal yang datang lebih awal, sungguh tidak ada lagi kesempatan itu. Maka, bersegeralah!

[Mnh]

Leave a Reply

Your email address will not be published.