Breaking News

Pemberdayaan Perempuan, Benarkah Solusi Perbaikan Ekonomi?

Spread the love

Oleh. Luri K

(Warga Pekalongan l)

Muslimahtimes.com – Berbicara perekonomian rakyat tentu tidak lepas dari peran perempuan dalam sektor ekonomi. Bahkan pemerintah Batang Kabupaten Jawa Tengah, terus berupaya meningkatkan UMKM, yang sebagian besar melibatkan kaum perempuan.

Wakil Bupati Batang Suyono di Batang, Senin (08/3/2021) mengatakan bahwa pemkab siap memberikan pendampingan dalam pemulihan ekonomi tersebut seperti dengan melakukan pelatihan, bimbingan, dan bantuan permodalan bagi pelaku UMKM. “Ada bantuan lunak yang ditawarkan pada pelaku usaha, tinggal mereka berani atau tidak dalam upaya mengembangkan usaha itu karena biasanya warga tidak mau ribet untuk mendapatkan pinjaman usaha,” katanya.

Sejak pandemi, perekonomian masyarakat semakin menurun drastis. Bahkan, sebagian besar para perempuan terpaksa mencari tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pekerjaan yang dicari pun biasanya di bidang UMKM, karena tidak memerlukan ijazah. Hanya saja tidak cukup sampai di sini, bagi perempuan yang sudah berkeluarga artinya dia sebagai istri dan seorang ibu, tentu menjadi beban berat. Di satu sisi harus mencari nafkah, di sisi lain di rumah mengurusi urusan keluarga. Maka tak heran jika banyak para perempuan semakin stress dengan kondisi ini.

Sejatinya, fitrah bagi perempuan adalah di rumah. Dengan berjubel pekerjaan rumah tangga, tentunya cukup melelahkan dan menguras pikiran. Hanya, di sistem kapitalis tenaga perempuan dijadikan komoditas penghasil pundi-pundi rupiah dengan upah yang sangat minim dan menganggap perempuan lebih “legowo”.

Hal ini jadi kesempatan bagi kapitalis untuk menghisap tenaga perempuan dan dijadikan eksploitasi ekonomi dengan alasan kesetaraan gender. Tujuannya adalah memberikan kemandirian bagi perempuan untuk tidak bergantung kepada laki-laki dan menganggap perempuan lemah, jika hanya dirumah saja.

Apakah benar jika perempuan lebih mandiri ketika memiliki penghasilan sendiri? Melihat efek dari banyaknya perempuan yang bekerja, tidak sedikit anak-anak akhirnya terlantar dan kurang kasih sayang. Kekerasan dalam rumah tangga pun semakin tinggi karena suami tak dihargai, dan terjadilah hancurnya keutuhan keluarga.

Para laki-laki pun mengeluhkan dengan sulitnya lapangan pekerjaan, karena faktanya justru lebih banyak peluangnya untuk kaum perempuan. Maka seharusnya ini menjadi perhatian khusus bagi negara untuk menyelesaikan persoalan ini.

Jika melihat bagaimana Islam mengatur setiap problematika yang ada, maka prioritas pertama adalah negara membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan untuk laki-laki, karna mereka lah yang bertugas mencari nafkah dan Islam sangat memuliakan perempuan dengan senantiasa menjaga kehormatannya. Karena perempuan akan lebih terjaga ketika tetap di rumah dengan fokus mengurusi anak-anak dan suami. Aturan ini, bukan untuk mengekang perempuan dalam berkarya, tetapi mengembalikan fitrahnya sebagai perempuan. Karena, Allah Swt menciptakan laki-laki dan perempuan dengan fitrah yang berbeda.

Maka dari itu, dalam hal menjalankan amanah tentu akan berbeda. Islam sendiri membolehkan siapapun untuk berkarya, dengan tidak meninggalkan kewajiban amanah yang ada di pundaknya.