Breaking News

Sistem pendidikan gagal, lahirkan produk pelajar brutal

Spread the love

Oleh Silvia Anggraeni, S.Pd
Lampung

 

MuslimahTimes– Pendidikan adalah pilar penopang karakteristik generasi. Melalui pendidikan pembentukan karakter serta intelektual siwsa dibentuk. Sejatinya pendidikan merupakan penempa individu untuk menjadi bernilai tinggi. Maka seorang guru adalah sosok yang penting sebagai penyampai ilmu. Melalui guru pengetahuan akan berbagai ilmu dapat tersampaikan pada siswa. Oleh karenanya Islam begitu memuliakan guru sebagai seorang yang berilmu.

Rasulullah sallallahualaihi wasallam bersabda;

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya).” (Riwayat Ahmad)

Namun sistem pendidikan diera liberalisasi saat ini sungguh menyayat hati. Manakala perilaku siswa sangat jauh dari kata pantas. Kebebasan tanpa batas membuat kondisi generasi berjalan menjauhi koridor syari’at.

Daftar kenakalan siswa terhadap guru sudah bukan hal asing lagi. Perilaku bar-bar para pelajar menandakan gagalnya sistem pendidikan yang ada. Hilangnya rasa hormat terhadap guru hingga arogansi siswa hanya karena teguran guru merupakan pertanda krisis moral para pelajar telah mencapai ambang batas. Sebuah kasus terbaru yang sungguh memprihatinkan. Dilansir oleh kompas,

MANADO, KOMPAS.com – Siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Manado, Sulawesi Utara, berinisial FL (16) terancam hukuman 20 tahun penjara.

FL disangka sebagai pelaku penikaman terhadap gurunya yang bernama Alexander Pengkey (54) hingga tewas.

Dalam Islam menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja adalah suatu kejahatan besar. Kasus di atas bukan lagi tentang kenakalan remaja namun kejahatan manusia. Hal semacam ini amat mungkin akan terulang selama sistem pendidikan yang ada tak diperbaiki.

Sistem pendidikan yang berasaskan pada nilai ketuhanan akan mampu menciptakan produk intelektual yang bertaqwa dan bermoral. Islam memiliki sistem pendidikan yang khas dan terikat pada hukum syariat. Dimana dasar pondasi pendidikan adalah kesadaran akan hubungannya dengan sang Pencipta. Yang mana setiap perbuatan memiliki konsekuensi, yaitu dengan adanya surga dan neraka.

Dengan dasar yang kuat yaitu aqidah, individu akan menjadikan Syara’ sebagai tolok ukur perbuatannya. Perintah dan larangan Allah akan menjadi panduannya. Maka sudah pasti segala tindak tanduk serta tutur kata menjadi tertata. Sikap hormat terhadap guru sebagai orang yang berilmu amat utama dalam Islam, karena jika berakhlak buruk pada guru akan menimbulkan banyak keburukan. DR. Umar As-Sufyani Hafidzohullah mengat
akan, “Jika seorang murid berakhlak buruk kepada gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula, hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya. Itu semua contoh dari dampak buruk.”

Sistem pendidikan saat ini yang berasaskan sekulerisme terbukti hanya melahirkan banyaknya masalah yang mencoreng dunia pendidikan. Lemahnya karakter siswa akibat pengaruh sekulerisme menjadikan mereka pemburu prestasi tanpa esensi. Segala cara dihalalkan untuk memperoleh legalitas kecerdasan yang bertumpu pada hitungan angka. Hal ini menjadikan para remaja mudah terseret arus galau, akibat tujuan hidup yang hanya sebatas dunia.

Kita butuh sistem pendidikan yang mampu melahirkan pribadi yang tangguh, kuat, cerdas, dan bertaqwa. Hal ini hanya akan mampu dicapai dengan sistem pendidikan Islam yang berasaskan pada aqidah Islam yang luhur, yang darinya terpancar aturan kehidupan.

Begitu pentingnya pendidikan baik dari segi isi juga dari mudahnya rakyat untuk mendapatkan pendidikan. Dalam sistem kapitalisme saat ini, pendidikan menjadi bisnis yang menggiurkan, maka tak ayal penyediaan pendidikan oleh lembaga swasta amat subur bermunculan bak jamur di musim hujan. Keuntungan materi yang dituju para penggiat usaha pendidikan menimbulkan biaya tinggi untuk menebus fasilitas belajar yang diinginkan.

Hal inilah yang mengakibatkan sulitnya akses bagi rakyat menembus pendidikan yang tinggi dan berkualitas. Padahal kita tahu bahwa pentingnya pendidikan dalam proses perkembangan siswa sebagai makhluk.

Maka tak mengherankan jika pada masa Islam menguasai dunia banyak sekali tercipta tokoh cendekiawan yang tak diragukan kecerdasan serta keimanannya. Jaminan pendidikan gratis bagi seluruh rakyat merupakan bentuk usaha negara untuk menyemai bibit unggul agar mampu tumbuh menjadi manusia yang cerdas serta taat pada syari’at.

Wallahu alam bisshowab

Leave a Reply

Your email address will not be published.