Breaking News

Resensi Judul buku: Malapetaka Runtuhnya Khilafah

Spread the love

Judul buku: Malapetaka Runtuhnya Khilafah
Penulis: Abdul Qodir Zallum
Penerbit: Al Azhar Press
Penyunting: Arif B. Iskandar
Tahun terbit: Januari 2015
Tebal buku: 236 halaman
Peresensi: Choirin Fitri

Muslimahtimes – Membaca buku Malapetaka Runtuhnya Khilafah ini seperti membaca novel kisah kejatuhan Khilafah. Penulis menyajikan dengan bahasa kisah detail yang membawa pembaca merasakan bagaimana proses Khilafah dihancurkan.

Setiap kalimat yang disajikan sarat akan makna. Setiap kisah yang ditorehkan membuat kita tersadar betapa culasnya musuh-musuh Islam saat meruntuhkan institusi politik terbaik umat Islam.

Jika selama ini kita hanya tahu bahwa Khilafah diruntuhkan oleh Mushtofa Kemal Pasha dengan bantuan Inggris pada 3 Maret 1924. Di buku inilah kita akan tahu detik demi detik yang digunakan oleh musuh Islam untuk menghancurkan Khilafah. Dengan membaca buku inilah kita akan merasa gemas, geregetan, marah, bercampur perasaan semangat untuk berjuang menegakkan Khilafah kembali. Kenapa?

Karena buku ini tak hanya menceritakan peristiwa demi peristiwa yang dilancarkan kaum kufar untuk menghancurkan Khilafah. Tapi, pada 3 bab terakhir, penulis membuka mata kita ada kewajiban yang harus kita laksanakan.

Pada bab Berbagai Persoalan Utama serta Tindakan Antara Hidup dan Mati kita diajak untuk berfikir dan menyadari persoalan utama umat yang secara syariat diselesaikan dengan pilihan antara hidup dan mati. Dijabarkan tentang wajibnya kaum Muslim untuk memahami masalah utama dari sudut pandang Islam sebagaimana yang telah ditentukan oleh Alquran dan Assunnah.

Bab selanjutnya menyadarkan kita tentang apa sebenarnya persoalan utama menurut Islam. Islam telah menentukan masalah-masalah utama secara eksplisit (jelas). Islam pun telah menentukan tindakan-tindakan yang wajib dilakukan untuk menghadapinya yaitu hidup atau mati. Islam menjadikan kesatuan umat Islam dan kesatuan negara sebagai masalah utama dan menjadikan tindakan hidup atau mati untuk mempertahankan kesatuan tersebut. Maka, haram adanya dualisme kepemimpinan dalam Islam, haram pula pemberontakan pada Khalifah, haram kepala negara menerapkan hukum kufir, dan lainnya. Yang semuanya ini ada ketentuan tindakan hidup dan mati.

Pada bab penutup kita diajak merenung dan berjuang bahwa menegakkan Khilafah dan hukum Allah adalah masalah utama kaum muslimin saat ini yang butuh tindakan hidup dan mati untuk memperjuangkannya. Di bab ini kita dicontohkan pada teladan agung kita bahwa untuk mempertahankan Islam hidup dan mati beliau persembahkan.

Demi Allah, aku akan meneruskan jihad untuk apa yang Allah sampaikan kepadaku sampai Allah memberi kemenangan atau salifah ini terpisah. Sebuah kalimat yang keluar dari lisan Rasulullah ini hendaknya digenggam oleh mereka yang kini berjuang meraih janji Allah bahwa Khilafah akan kembali tegak. Isy kariman au mut syahidan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.