Breaking News

Robot Lebih Diperhitungkan, Sistem Kapitalisme Gagal Membentuk Peradaban Umat Manusia

Spread the love

 

Oleh. Andriani

MuslimahTimes.com–Presiden Jokowi berencana akan mengganti tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan robot Artificial Intelligence (AL). Munculnya rencana ini dirasa efektif untuk mengurangi pembengkakan PNS di negeri ini. Jadi kedepannya pelayanan publik akan dilayani oleh robot pengganti PNS.

Hal tersebut banyak menuai kritikan, pasalnya jika menggunakan jasa robot, maka akan banyak anak bangsa yang kehilangan harapan untuk menjadi PNS. Kalau dilihat dari situasi dan kondisi saat ini, rasanya tidak sepenuhnya alasan tertebut didorong oleh perkembangan kemajuan teknologi. Pemerintah mengganti tenaga PNS dengan robot justru lantaran sudah tidak mampu lagi menggaji PNS di negeri ini yang jumlahnya sangat banyak. Ditambah mengingat kondisi ekonomi negeri ini yang sedang krisis.

Tidak bisa dimungkiri, negeri ini menjadi negeri pengutang. Krisis ekonomi di musim pandemi serta infrastruktur-infrastruktur yang dibangun dan dikelola tidak sesuai dengan harapan.

Adapun BUMN menagih utang yang harus dibayar oleh pemerintah, seperti PT Pertamina sebanyak Rp96,53 triliun yang dipergunakan untuk subsidi solar, selisih harga jual premium (2018-2019). PT PLN sebanyak Rp48 triliun dengan penggunaan dana kompensasi dari 2018-2019, subsidi diskon tarif (2020). PT Jasa Marga sebanyak Rp5,02 triliun yang dipergunakan untuk perluasan lahan (2016-2020). PT Kereta Api Indonesia, utang yang harus dibayar oleh negara di PT ini sebanyak Rp257,8 miliar, dipergunakan untuk kewajiban pelayanan publik (2015-2019). PT Wijaya Karya senilai Rp59,9 miliar dipergunakan untuk pembebasan lahan tol Serang-Panimbang. PT Waskita Karya senilai Rp3,71 triliun digunakan untuk pembebasan lahan jalan tol. Dan deretan-deretan nama lain yang terlibat utang yang harus dibayar oleh pemerintah termasuk Bulog, PT kimia Farma dan pupuk Indonesia. Itulah sejumlah utang yang harus dibayar oleh pemerintah, apalagi utang tersebut adalah utang yang berbunga, yang kalau tidak dibayar dari tahun ke tahun maka utang tersebut angkanya akan semakin meningkat. (kompas bisnis)

Melihat dari penjelasan di atas, dalam menangani kondisi dan situasi yang ruwet saat ini, bisa dikatakan bahwa pemerintah panik dengan utang yang belum juga terbayarkan. Apalagi persoalannya ditambah dengan banyak BUMN yang telah gulung tikar. Mengambil kebijakan yang dikira untuk kesejahteraan masyarakat malah ujung-ujungnya menyengsarakan masyarakat. Tidak cukup memalak masyarakat dengan membayar pajak untuk kebutuhan bernegara, utang pun diambil sebagai jalan keluar.

Ketika pemerintah tidak mampu bayar, kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyatnya pun bermunculan, seperti kebijakan PNS diganti dengan robot AL dan juga kebijakan yang sudah-sudah. Bisa dipastikan seterusnya akan muncul ide-ide kebijakan yang terlahir dari kepanikan pemerintah yang saat ini tengah kalang kabut dengan situasi dan permasalahan yang ada.

Ketika jasa manusia diganti dengan robot maka akan banyak persoalan yang bermunculan, contohnya pengangguran akan bertambah banyak sehingga berdampak pada ketidakcukupan kebutuhan hidup. Ketika semua kebutuhan hidup yang begitu tinggi dengan kondisi ekonomi masyarakat yang kurang, lalu bagaimana mungkin tercapai kesejahteraan hidup, malah justru akan menambah permasalahan baru.

Lalu sampai kapan pemerintah negeri ini berhenti menggunakan metode tambal sulam yang tidak akan pernah menyelesaikan masalah? Sepertinya jauh panggang dari api, karena sistem kapitalisme yang diterapkan negeri ini membuat pejabat tinggi negara berhasrat memiliki materi sebanyak-banyaknya, walaupun menghalalkan segala cara. Telah banyak contoh kasus korupsi yang merajalela dalam negeri ini, ketidakadilannya memanfaatkan uang negara untuk membangun infrastruktur-infrastruktur yang tidak begitu diperlukan banyak orang sehingga anggaran membengkak dan akhirnya berutang. Ujung-ujungnya sejumlah BUMN berakhir dengan gulung tikar. Ditambah lagi sistem kapitalisme ini begitu tunduk pada pemilik modal dan muara akhirnya muncul kebijakan yang merugikan masyarakat.

Lalu adakah solusinya dalam Islam? Islam adalah agama yang paripurna. Sampai kapan pun tidak akan ada yang mampu menandinginya, karena Islam berasal dari Allah Swt, Sang Pencipta manusia, yang paling mengerti apa yang dibutuhkan oleh mahluk-Nya. Islam mampu menjawab segala persoalan yang ada, begitu memuaskan akal dan pikiran manusia, juga menentramkan hati. Sehingga barangsiapa yang mengikuti aturan Islam ini akan merasa tenang, tentram dan selalu merasa cukup.

Begitu pula sikap pemimpin dalam Islam, dengan tujuan utamanya supaya masyarakat merasa tentram dan selalu berkecukupan sehingga bisa beribadah dengan baik kepada Allah Swt, sesuai dengan firman-Nya dalam surat az-Zaryat ayat 56.

Dengan demikian, pemimpin dalam Islam akan selalu berusaha untuk memenuhi kewajibannya dalam menyejahterakan rakyatnya dengan memanfaatkan sumber daya alam. Begitu pula dengan berkembangnya teknologi seperti sekarang ini, maka pemerintah dalam Islam akan berupaya memanfaatkannya hanya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, bukan dimanfaatkan lantaran mencari jalan keluar sebuah masalah yang membuat masyarakat merugi. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, pemimpin dalam Islam tidak akan mencari jalan keluar yang mengorbankan masyarakat. Karena mereka tahu betul jika ada masyarakat yang merasa terzalimi di saat kepemimpinannya, maka Allah akan mengancamnya dengan siksa yang begitu berat yang harus dia tanggung di akhirat nanti. Allah Swt berfirman yang artinya, “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada sesama manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapatkan siksa yang pedih”. (QS asy-Syura : 42)