Breaking News

Sistem Islam Melepaskan Papua dari Keterpurukan

Spread the love

Oleh. Asha Tridayana, S.T.

 

Muslimahtimes.com–Papua merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan timur Indonesia. Papua terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah dari migas hingga pertambangan emas. Belum lagi, panorama alam yang dimiliki Papua menjadi destinasi wisata yang banyak diburu oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Inilah yang melahirkan kebanggaan masyarakat Papua pada tanah kelahirannya.

Namun, tidak lebih dari sekadar kebanggaan semata. Karena dibalik beranekaragam kekayaan alam tersebut, terdapat kepedihan yang mesti dialami masyarakat Papua. Seperti yang terungkap dari data statistik bahwa terjadi kenaikan tingkat kemiskinan di Indonesia pada September 2022 yakni sebesar 9,57% dibandingkan dengan Maret 2022 sebesar 9,54%. Sementara Papua turut andil menjadi provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi sebesar 26,80% pada September 2022. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 0,24% per Maret 2022. (cnbcindonesia.com, 17/01/23)

Tidak hanya diterpa kemiskinan akut, Papua juga dilanda gempa hingga lebih dari 1.000 kali sejak awal Januari 2023 hingga Februari hari ini. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, bahwa di Papua telah terjadi 1.079 gempa dan 132 kali diantaranya dirasakan masyarakat. Hal ini terjadi karena di wilayah tersebut memiliki kondisi batuan yang rapuh sehingga sensitif bergetar. Kemudian diikuti pelepasan energi secara perlahan yang menyesuaikan kerapuhan batuan itu.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, turut menambahkan terdapat beberapa zona patahan yang berati patahan sebelumnya dapat mempengaruhi pergerakan patahan di sekitarnya. Namun, perlahan gempa akan berkurang dan kondisi Papua menjadi stabil. (cnnindonesia.com, 09/02/23)

Ditambah lagi, Papua juga sering kali mendapat serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Bahkan belum lama ini terjadi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan yang menyebabkan puluhan warganya memilih mengungsi menuju Distrik Kenyam ibukota Kabupaten Nduga. Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes, Ignatius Benny Ady Prabowo, tim gabungan TNI-Polri telah mengevakuasi warga Distrik Paro berjumlah 25 orang, yakni 14 orang dewasa dan 11 orang anak. Sebelumnya juga telah mengevakuasi 15 pekerja puskesmas yang sempat disandera oleh KKB. (liputan6.com, 10/02/23)

Teror dan penyerangan yang dilakukan oleh KKB menjadikan kondisi Papua tidak kondusif. Karena telah menimbulkan kerusakan fasilitas umum hingga memakan korban jiwa, baik warga setempat maupun aparat keamanan. Bahkan tindakan KKB telah mengganggu pembangunan infrastruktur. Di antaranya serangan KKB di Boega, Kabupaten Puncak, Papua telah menewaskan delapan orang karyawan PT Palapa Timur Telematika saat melakukan perbaikan tower pada 2022.

Kemudian saat membangun puskesmas di Boega Barat pada November lalu, KKB menyerang pekerja PT Puncak Tukup Naul yang menelan empat korban jiwa dan luka-luka. Hal ini menjadikan kondisi masyarakat Papua semakin sulit mendapatkan akses dalam menunjang kehidupannya. (cnnindonesia.com, 09/02/23)

Sederet permasalahan yang terjadi di Papua seperti tidak berhenti mendera masyarakatnya. Dari kemiskinan yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Ditambah gempa yang bertubi-tubi menggoyang tanah Papua sejak bulan lalu. Aksi KKB pun memperparah keadaan hingga masyarakat kehilangan rasa aman di tanah kelahirannya. Telah lama umat mesti hidup dalam kenestapaan. Namun, tidak ada perubahan perbaikan yang berarti dalam rangka menyelesaikan persoalan tersebut. Justru negara yang berwenang terlihat abai pada nasib masyarakat Papua.

Tidak dimungkiri persoalan yang mendera Papua sangatlah kompleks. Tidak hanya berasal dari internal pemerintahan yang nampak gagal menangani dan menanggulangi setiap masalah yang ada. Tetapi juga masalah timbul karena adanya campur tangan dari dunia internasional. Kebijakan yang keluar dari negara bukan murni demi rakyat tetapi ada unsur kepentingan sekelompok orang yang bercokol di negara ini. Seperti para pemodal yang memegang peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Papua. Ataupun keikutsertaan negara dalam berbagai organisasi internasional yang menjadikannya terikat dengan perjanjian global yang pada akhirnya bergerak sebagai negara pengekor.

Keadaan Papua yang meresahkan tidak terlepas dari dominasi sistem kapitalis sekuler yang menaungi dunia saat ini. Sementara keberadaan negara pengekor tentu saja akan turut menerapkan sistem tersebut sekalipun akan mengorbankan kepentingan masyarakat dan menyengsarakan kehidupannya. Karena sejatinya sistem kapitalis sekuler merupakan sistem yang mencegah aturan agama ikut andil dalam urusan kehidupan. Terlebih menjadikan manfaat sebagai prioritas tujuan tanpa memandang kerugian yang akan dialami masyarakat.

Selama negara ini menerapkan sistem kapitalis sekuler, dapat dipastikan segala persoalan kehidupan termasuk di Papua tidak akan pernah terselesaikan. Karena solusi yang diberikan sistem rusak tersebut hanyalah tambal sulam sehingga tidak mampu menuntaskan. Jika masyarakat dan negara ini menginginkan perbaikan hakiki, maka hanya dapat terwujud dengan mengganti sistem kapitalis sekuler menjadi sistem sahih yakni sistem Islam. Sistem yang menjadikan hukum-hukum Allah Swt sebagai standar bukan akal manusia yang pada fitrahnya akan cenderung pada kepentingannya sendiri.

Dalam naungan sistem Islam, bermacam persoalan yang terjadi akan terselesaikan tanpa muncul persoalan baru karena sistem Islam menuntaskan masalah hingga ke akarnya. Disamping itu, adanya sistem ekonomi Islam yang mengatur pengelolaan sumber daya alam sesuai syariat Islam. Tentunya hal ini akan memberikan kesejahteraan bagi umat. Karena negara menjamin peruntukannya hanya demi umat. Keberadaan negara bukan sebagai pengusaha yang mementingkan untung rugi.

Oleh karena itu, negara akan memiliki kedaulatan penuh atas segala kebijakan yang mengatur urusan umat. Sehingga terbebas dari intervensi asing termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Rasulullah saw bersabda, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)

Negara juga memiliki seperangkat sistem keamanan yang didukung dengan sistem persanksian. Sehingga akan mampu menjaga nyawa, harta dan kehormatan manusia sebagaimana mampu meminimalisir kelompok tertentu melakukan penyerangan yang membahayakan. Oleh karena itu, sudah saatnya sistem Islam kembali diterapkan seperti saat dulu Islam pernah mengalami kejayaan selama 13 abad lamanya. Tentu saja agar umat Islam terjamin kesejahteraan dan keselamatannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya seorang imam (kepala negara) laksana perisai, rakyat di belakangnya dan dia menjadi pelindung bagi rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wallahu’alam bishowab.