Breaking News

Remaja Bicara Politik? Udah Zamannya Kaliii

Spread the love

Oleh:  Intan H.A

(Pemerhati Remaja)

 

#MuslimahTimes — Sob, kalian pernah dengarkan kalau pemuda itu memiliki andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa? Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya.

 

Tapi, bagaimana kondisinya kalau para pemudanya tak acuh dengan permasalahan yang tengah menghimpit negeri? Tidak peduli dengan bertambahnya tumpukan utang negeri yang kian menggunung, kebijakan impor yang semakin tak terkendali, aset negara yang diprivatisasi, penderitaan kaum muslimin di belahan dunia sana akibat penjajahan, dan segudang permasalahan lainnya.

 

Para pemuda memandang bahwa semua permasalahan ini hanyalah urusan para pejabat berdasi yang duduk di tampuk kekuasaan. Padahal, problema negeri harus menjadi perhatian  kita bersama sebagai generasi. Sebab, para pemuda lah yang akan menentukan nasib bangsa di masa mendatang. Dan hal ini pernah diperingatkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadisnya.

”Barang siapa bangun di pagi hari, tapi tidak memikirkan nasib kaum Muslimin, maka dia bukan termasuk golonganku.” (HR. Ahmad)

Dari penuturan hadis di atas, maka jelaslah kita tidak boleh menganggap sepele urusan yang tengah melanda umat. Kita harus bergerak dan mencari solusi bagi pemecahan problematika hidup yang semakin pelik ini.

 

Tidak boleh sedikit pun kita memalingkan perhatian atau tidak mau peduli dengan apa yang terjadi, baik itu permasalahan di dalam negeri maupun di luar negeri harus menjadi fokus utama kita sebagai agent of change. Sebab jika kita lalai dari urusan ini, ancamannya sungguh ngeri, Sob. Kita nggak bakal dianggap sebagai umatnya nabi Muhammad SAW. Padahal kelak di akhirat nanti, syafa’at beliau lah yang sangat kita harapkan.

Sudah seharusnya kita sebagai generasi untuk melek politik. What??? Melek politik? Apaan tuh kak?

Eehh … Santuy dulu napa. Gak usah mpe kaget kaya gitu juga keleus.

Emang nggak heran ya, Sob. Ketika bicara tentang politik, maka yang terlintas di pikiran teman-teman semua adalah kekuasaan, parpol, para pejabat negeri, dan segala aktivitas dalam meraih kekuasaan lainnya. Karena jika kita buka wikipedia, definisi politik itu adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Alhasil, banyak teman-teman yang menyimpulkan bahwa politik hanya lah urusan mereka-mereka para penguasa negeri. Bukan urusan rakyat yang nggak ngerti apa-apa soal perpolitikan.

“Jangankan urusan politik, urusan pribadi aja nggak kelar-kelar. Mau-mauan  repot ngurusin negara. Tambah bikin kepala puyeng aja,” begitu lah anggapan sebagian orang memandang politik. Akhirnya, ketika ada yang berbicara mengenai politik di tengah-tengah masyarakat. Maka hal ini menjadi pembahasan yang agak rada ekslusif gitu, Sob.

Belum lagi ketika para elit politik mempertontonkan perilakunya yang terkesan doyan nyusahin rakyat dan tidak sedikit yang terjerat kasus korupsi, udah deh makin buat generasi alergi dan langsung menyimpulkan bahwa politik itu kejam dan kotor. Ckckck

Ya, kita tidak bisa pungkiri. Wajah perpolitikan di alam demokrasi-sekularisme tidak lah ramah terhadap rakyat. Untuk meraih kekuasaan saja para pejabatnya tidak malu-malu sikut sana-sini demi melanggengkan keinginannya. Inilah yang membuat kita sampai geleng-geleng kepala menyaksikannya.

Tapi sob, jika kita memandangnya lewat kacamata Islam. Maka definisi politik yang sesungguhnya tidak sama dengan apa yang dipaparkan dalam sistem demokrasi. Dalam Islam,  politik dikenal dengan istilah “Siyasah”, secara bahasa siyasah berarti mengatur,  memperbaiki, dan mendidik. Politik dalam Islam diartikan sebagai riayah su’unil ummah, yaitu mengatur urusan umat. Semua permasalahan  umat diselesaikan sesuai pandangan Islam. Inilah makna politik Islam.

Oleh sebab itu, politik seharusnya menjadi aktivitas utama bagi umat Islam. Di antara aktivitas politik itu adalah; meluruskan pemahaman umat mengenai definisi politik, memberikan kesadaran politik yang benar kepada umat, agar umat tergerak untuk melakukan aktivitas politik Islam, kemudian mengedukasi umat dengan pentingnya  kembali menerapkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan (berdakwah), dan mengoreksi kebijakan penguasa yang bertentangan dengan Islam.

Dengan demikian, kita nggak boleh bersikap apatis ni, sob. Jangan karena kesibukan mengerjakan tugas dan mengejar gelar akademik, dan sebagainya, kita malah tidak mengambil peran dalam memperhatikan urusan umat. Seyogianya hal ini tidak boleh luput dari perhatian kita, Sob. Sebab, tidak akan tegak kehidupan manusia tanpa politik. Dan tidak akan menjadi baik kehidupan masyarakat tanpa politik Islam.

Dengan politik Islam inilah umat akan memahami bagaimana pentingnya hidup diatur dengan hukum-hukum Islam. Allah SWT berfirman: “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini agamanya?” (TQS. Al-Maidah: 50)

Alhasil, antara politik dan agama tidak bisa saling dipisahkan. Politik itu aktivitasnya dan agama (baca: Islam) sebagai jawaban atau solusi bagi persoalan yang dihadapi. Jadi nggak bener ni, ada anggapan yang mengatakan, “Jangan bawa-bawa agama dalam ranah politik.” karena Islam tidak mengenal pemisahan agama dari kehidupan, atau dikenal dengan sekuler.

Jika kita cermati, problematika hidup yang semakin pelik ini disebabkan tidak diterapkannya hukum-hukum Islam dalam kehidupan. Sejak Daulah Islam dilenyapkan dengan ditandainya keruntuhan Khilafah Utsmaniyah di Turki. Semenjak itulah sistem Islam tidak lagi diterapkan hingga saat ini, sehingga muncullah pelbagai masalah yang tak kunjung usia.

Oleh sebab itu, wajib ni bagi kita untuk membekali diri dengan ilmu agama. Agar kita mampu memahami bagaimana kesempurnaan Islam dalam mengatur kehidupan dan bagaimana metode penerapannya. Sehingga mampu mengarahkan langkah kita untuk menggapai tujuan, yakni kebangkitan hakiki. Di samping itu, kita perlu memahami konsep perpolitikan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

 

Dengan begitu, para pemuda dapat merubah wajah peradaban dunia dan dapat memberikan spirit yang kuat bagi bangsa. Nah, kalau udah paham kaya gini, masih alergi sama politik? Emmm gak lah yaw!. Wallahu a’lam.[]